Durian Drama at Kedaton Market!
FluentFiction - Indonesian
Durian Drama at Kedaton Market!
Pada suatu pagi yang cerah di pasar Desa Kedaton, keramaian sudah mulai terasa.
On a bright morning at the Kedaton Village market, the bustle was already beginning to be felt.
Agung, pemuda tinggi besar dengan senyum yang lebar, berjalan mondar-mandir mencari buah-buahan segar untuk ibunya.
Agung, a tall young man with a wide smile, walked back and forth looking for fresh fruits for his mother.
Sementara itu, Dewi, gadis yang dikenal teliti dan tidak suka bau yang menyengat, juga berada di pasar yang sama untuk belanja kebutuhan dapurnya.
Meanwhile, Dewi, a meticulous girl who disliked pungent smells, was also at the same market to shop for her kitchen needs.
Siti, teman baik Dewi yang suka sekali makan durian, mendekati Agung.
Siti, Dewi's good friend who loved durian, approached Agung.
"Agung, bisa tolong pilihkan durian yang manis untuk aku?
"Agung, could you please choose a sweet durian for me?"
" pinta Siti.
Siti requested.
Agung, yang tidak terlalu paham tentang durian, hanya mengangguk dan berusaha memilih durian terbaik.
Agung, who didn't really understand durian, just nodded and tried to pick the best durian.
Tanpa disengaja, saat Agung berpapasan dengan Dewi yang sibuk memilih tomat, durian yang dibawanya terjatuh ke dalam tas belanja Dewi.
Unintentionally, as Agung passed by Dewi who was busy choosing tomatoes, the durian he was carrying fell into Dewi's shopping bag.
Agung tidak menyadari kekeliruannya dan melanjutkan membantu Siti, sementara Dewi sibuk dengan pilihannya.
Agung didn't realize his mistake and continued to help Siti, while Dewi was busy making her own choices.
Setelah membayar belanjaan, Dewi mengangkat tasnya dan merasa ada yang berbeda.
After paying for her groceries, Dewi lifted her bag and felt that something was different.
Sesampainya di rumah, ia terkejut melihat durian berada di antara sayuran dan lauk pauknya.
Upon arriving home, she was shocked to see the durian among her vegetables and meats.
Bau durian yang menyengat langsung tercium.
The pungent smell of durian immediately hit her.
Dewi terpekik, "Aduh, durian!
Dewi yelled, "Oh, durian!
Siapa yang meletakkannya di sini?
Who put it here?"
"Panik, Dewi berlari ke luar rumah mencari siapapun yang bisa membantu.
Panicked, Dewi ran outside to find anyone who could help.
Dia bertemu lagi dengan Agung dan Siti yang masih berseliweran di pasar.
She met Agung and Siti again who were still wandering in the market.
“Agung!
"Agung!
Apakah kamu yang memasukkan durian ini di tas belanjaanku?
Did you put this durian in my shopping bag?"
” tanya Dewi dengan tegas.
Dewi asked firmly.
Agung terkejut, "Wah, maaf Dewi.
Agung was surprised, "Oh, I'm sorry, Dewi.
Itu harusnya untuk Siti.
That was meant for Siti.
Aku tidak sengaja meletakkannya di tas kamu.
I accidentally put it in your bag."
" Dewi, yang masih merasa jijik dengan bau durian, meminta Agung untuk membantunya mengeluarkan buah itu tanpa harus menyentuhnya.
Dewi, still feeling repulsed by the smell of durian, asked Agung to help her take out the fruit without touching it.
Agung dengan cepat mengambil durian tersebut dan memberikannya kepada Siti, yang dengan senang hati menerima buah favoritnya itu.
Agung quickly took the durian and gave it to Siti, who happily accepted her favorite fruit.
Untuk menebus kesalahan, Agung membelikan Dewi buah-buahan segar yang lain sebagai ganti durian tersebut.
To make up for his mistake, Agung bought Dewi some other fresh fruits as a replacement for the durian.
Dewi yang sudah merasa lega, akhirnya memaafkan Agung dan tertawa bersama.
Dewi, who now felt relieved, finally forgave Agung and laughed with him.
Sejak kejadian itu, mereka bertiga menjadi lebih akrab.
Since that incident, the three of them became closer.
Agung menjadi lebih hati-hati saat berada di pasar, Dewi mulai menerima keberadaan durian (walau masih dari jauh), dan Siti senantiasa membawa aroma durian kesayangannya ke mana pun ia pergi.
Agung became more careful when in the market, Dewi began to accept the presence of durian (though still from a distance), and Siti always brought the aroma of her favorite durian wherever she went.
Pasar Desa Kedaton masih ramai dan penuh cerita, dan ketiga sahabat itu selalu memiliki kenangan manis untuk diceritakan tentang hari ketika durian mempertemukan mereka dalam kejadian yang tak terlupakan.
The Kedaton Village market remained lively and full of stories, and the three friends always had sweet memories to tell about the day when durian brought them together in an unforgettable event.