Spicy Surprise at the Stardust Night Market
FluentFiction - Indonesian
Spicy Surprise at the Stardust Night Market
Di sebuah kota kecil yang ramai, sering diadakan Pasar Malam yang penuh dengan lampu-lampu yang berkelap-kelip.
In a bustling small town, there was a Night Market filled with twinkling lights.
Suasana Pasar Malam selalu meriah dengan lapak-lapak pedagang yang menjajakan berbagai makanan, permainan dan barang-barang lucu.
The atmosphere of the Night Market was always lively with stalls selling various foods, games, and cute trinkets.
Rudi, seorang pemuda yang ramah, Siti, adiknya yang ceria, dan Dewi, tetangga mereka yang baik hati, sering berjalan-jalan bersama ke Pasar Malam untuk menikmati suasana malam yang penuh kegembiraan.
Rudi, a friendly young man, Siti, his cheerful younger sister, and Dewi, their kind neighbor, often strolled together to the Night Market to enjoy the vibrant evening atmosphere.
Ketika satu malam yang berbintang, mereka bertiga memutuskan untuk pergi lagi ke Pasar Malam tersebut.
One starry night, the three of them decided to visit the Night Market again.
Kali ini, mereka ingin mencoba makan malam di sana.
This time, they wanted to try having dinner there.
Rudi, yang dikenal berani mencoba makanan pedas, mengajak Siti dan Dewi untuk mampir ke sebuah lapak sup yang terkenal dengan kelezatannya.
Rudi, known for his courage in trying spicy foods, invited Siti and Dewi to visit a renowned soup stall known for its deliciousness.
Sambil menunggu pesanan mereka yang sedang dimasak, Rudi melihat sekeranjang cabai rawit merah yang terlihat segar dan menggoda.
While waiting for their order to be cooked, Rudi noticed a basket of fresh and tempting red bird's eye chili peppers.
Tanpa berpikir panjang, dengan semangatnya yang biasa, Rudi mengambil satu cabai dan meletakkannya di atas mangkuk supnya tanpa sengaja.
Without much thought, in his usual spirited manner, Rudi took a chili pepper and accidentally dropped it into his soup bowl.
Tak seorang pun, termasuk Rudi sendiri, menyadari bahwa itu bukan cabai biasa, melainkan cabai rawit yang sangat pedas.
Unbeknownst to anyone, including Rudi himself, it wasn't an ordinary chili pepper, but an extremely spicy bird's eye chili.
Begitu supnya datang, Rudi langsung menyuapkan dengan penuh selera.
When his soup arrived, Rudi eagerly took a spoonful.
Akan tetapi, begitu rasa pedasnya menghantam lidah Rudi, wajahnya langsung berubah merah dan ia mulai terbatuk-batuk.
However, as the spiciness hit his tongue, his face quickly turned red, and he started coughing.
Rasa pedas yang luar biasa membuat dia tidak bisa berhenti meminum air.
The extraordinary spiciness made him unable to stop drinking water.
Siti dan Dewi terkejut melihat Rudi yang biasanya kuat makan pedas, kini terlihat sangat kesulitan.
Siti and Dewi were surprised to see Rudi, who usually could handle spicy food well, now struggling.
Dalam kepanikan, Dewi lari ke penjual minuman untuk membeli beberapa galon air bagi Rudi.
In panic, Dewi hurried to the beverage vendor to buy several gallons of water for Rudi.
Sementara itu, Siti mencoba menenangkan Rudi yang masih terus batuk dan hampir menangis karena pedasnya.
Meanwhile, Siti tried to console Rudi, who was still coughing and almost crying from the spiciness.
Para penjual dan pengunjung Pasar Malam yang lain mulai berkerumun, tertarik dengan hebohnya keadaan Rudi.
Other vendors and Night Market visitors started crowding around, curious about the commotion caused by Rudi.
Setelah minum banyak air, akhirnya Rudi mulai merasa lega.
After drinking a lot of water, Rudi finally started to feel better.
Ia menarik napas panjang dan bisa tersenyum kembali.
He took a long breath and could smile again.
Dengan suara yang masih sedikit serak, Rudi berkata, "Maafkan aku, Siti, Dewi.
With a slightly hoarse voice, Rudi said, "Forgive me, Siti, Dewi.
Aku tidak sengaja membuat kekacauan.
I accidentally caused a commotion.
Sepertinya aku harus berhati-hati memilih cabai lain kali.
It seems like I should be more careful in choosing chili peppers next time."
"Siti dan Dewi pun tertawa geli melihat Rudi yang biasanya penuh percaya diri sekarang sedikit malu karena kejadian lucu itu.
Siti and Dewi laughed at the sight of Rudi, who usually exuded confidence, now feeling a bit embarrassed by the funny incident.
Sang penjual sup yang baik hati pun mendekati mereka dan memberi mereka mangkuk sup baru yang tidak pedas.
The kind soup vendor approached them and gave them a new bowl of non-spicy soup.
Rudi merasa sangat berterima kasih dan mereka bertiga pun melanjutkan malam dengan tawa riang, menikmati suasana Pasar Malam yang selalu membuat mereka merasa dekat satu sama lain.
Rudi felt very grateful, and the three of them continued the evening with cheerful laughter, enjoying the Night Market atmosphere that always made them feel close to each other.
Kejadian itu menjadi kenangan yang akan selalu diingat oleh mereka setiap kali berkunjung ke Pasar Malam.
The incident became a memory that they would always remember every time they visited the Night Market.
Tertawa bersama menjadi obat terbaik untuk mengatasi kejadian yang tidak terduga.
Laughing together became the best remedy for dealing with unexpected events.
Rudi, Siti, dan Dewi bersumpah untuk selalu menikmati setiap saat kebersamaan mereka di Pasar Malam, pedas ataupun tidak.
Rudi, Siti, and Dewi vowed to always cherish every moment of togetherness at the Night Market, whether spicy or not.