Durian Disaster: A Market's Unity Tale
FluentFiction - Indonesian
Durian Disaster: A Market's Unity Tale
Di sebuah pasar tradisional yang ramai, ada seorang anak laki-laki bernama Budi.
In a bustling traditional market, there was a boy named Budi.
Pagi itu, Budi bersama temannya, Siti dan Tono, pergi ke pasar untuk membantu ayahnya menjual buah-buahan.
That morning, Budi went to the market with his friends, Siti and Tono, to help his father sell fruits.
Sementara Budi sibuk menata buah, tiba-tiba dia terjatuh ke tumpukan buah durian yang berduri tajam.
While Budi was busy arranging the fruits, he suddenly fell into a pile of sharp spiky durians.
"Au!
"Ouch!"
" teriak Budi.
Budi cried.
Siti dan Tono yang berada di seberang lapak cepat-cepat datang untuk membantu.
Siti and Tono, who were at another stall, quickly came to help.
Siti berkata, "Budi, kamu tidak apa-apa?
Siti said, "Budi, are you okay?"
" Budi menggelengkan kepalanya meskipun wajahnya kelihatan kesakitan.
Budi shook his head even though his face showed pain.
Tono yang lebih besar dan kuat mencoba menarik Budi keluar dari tumpukan durian, tetapi tidak bisa karena durian-durian itu terlalu berat.
Tono, who was bigger and stronger, tried to pull Budi out of the durian pile, but couldn't because the durians were too heavy.
Seorang pembeli yang melihat kejadian itu segera mendekat dan membantu Tono.
A buyer who saw the incident quickly approached and helped Tono.
Bersama-sama, mereka mengangkat durian satu per satu dengan hati-hati agar tidak melukai Budi.
Together, they lifted each durian carefully so as not to hurt Budi.
Setelah beberapa waktu, Budi akhirnya bisa dibebaskan dari tumpukan durian.
After a while, Budi was finally freed from the durian pile.
Para pedagang dan pembeli di pasar bersorak gembira.
The traders and buyers at the market cheered happily.
Budi menyampaikan terima kasih kepada semua yang telah membantunya.
Budi thanked everyone who had helped him.
Siti dan Tono mengusulkan untuk memeriksakan luka Budi.
Siti and Tono suggested checking Budi's injuries.
Dengan bantuan ayahnya, Budi dibawa ke dokter terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
With his father's help, Budi was taken to the nearest doctor for treatment.
Luka Budi tidak terlalu parah, hanya lecet dan bengkak sedikit.
Budi's injuries were not too serious, just a few scratches and some swelling.
Dari kejadian itu, Budi belajar pentingnya berhati-hati dan selalu waspada saat bekerja.
From that experience, Budi learned the importance of being careful and always being cautious while working.
Ia juga merasa bersyukur memiliki teman-teman yang baik hati seperti Siti dan Tono, serta warga pasar yang selalu siap sedia untuk tolong-menolong.
He also felt grateful to have kind-hearted friends like Siti and Tono, as well as market-goers who were always ready to help each other.
Keesokan harinya, Budi kembali ke pasar dengan semangat yang baru, kali ini lebih berhati-hati.
The next day, Budi returned to the market with a new spirit, this time being more cautious.
Dia berjanji kepada dirinya sendiri untuk selalu menjaga keselamatan, baik untuk diri sendiri maupun untuk buah-buah segar yang akan dijual.
He promised himself to always prioritize safety, for himself and for the fresh fruits to be sold.
Dan di tengah keramaian pasar, kehangatan persahabatan dan kegotongroyongan merajalela, menunjukkan bahwa semangat kebersamaan adalah hal yang paling berharga di pasar tersebut.
And amidst the hustle and bustle of the market, the warmth of friendship and mutual assistance prevailed, showing that the spirit of togetherness is the most valuable thing in the market.