Di sebuah pasar tradisional yang semarak, Siti berjalan dengan gembira mendekati deretan sayur dan buah.

In a bustling traditional market, Siti happily walked towards the rows of vegetables and fruits.

Matanya yang bersinar menangkap pemandangan warna-warni dari berbagai jenis makanan segar yang terhampar di depannya.

Her shining eyes captured the colorful sights of various types of fresh food spread out in front of her.

Sambil menyiulkan lagu, ia mencari bahan untuk membuat salad kesukaan adiknya, Budi.

Humming a tune, she looked for ingredients to make her younger brother Budi's favorite salad.

Sementara Budi di rumah, sedang asyik membaca buku kesukaannya tentang petualangan di alam liar.

Meanwhile, at home, Budi was engrossed in reading his favorite book about adventures in the wild.

Pikirannya melayang membayangkan dirinya sedang berkemah di tengah hutan yang masih perawan.

His mind wandered, imagining himself camping in the midst of an untouched forest.

Kebetulan, hari itu adalah hari ulang tahunnya dan ia tidak sabar menunggu kejutan apa yang akan diberikan oleh Siti.

Coincidentally, it was his birthday, and he couldn't wait to see the surprise Siti had in store for him.

Di pasar, Siti berkonsentrasi mencari tomat yang segar.

At the market, Siti focused on finding fresh tomatoes.

Sayangnya, ia terlalu terburu-buru dan tidak memperhatikan dengan teliti.

Unfortunately, she was in a hurry and didn’t pay close attention.

Tanpa sadar, ia mengambil sebag tas yang bukan berisi tomat, tetapi cabai merah yang sangat pedas.

Unknowingly, she grabbed a bag that didn't contain tomatoes, but very spicy red chilies.

Karena kedua buah tersebut punya warna yang mirip, Siti tidak menyadari kesalahannya.

Because both fruits had similar colors, Siti didn't realize her mistake.

Ia cepat-cepat membayar dan pulang ke rumah untuk menyiapkan salad yang lezat bagi Budi.

She quickly paid and returned home to prepare a delicious salad for Budi.

Dengan hati yang riang, Siti mengiris bahan-bahannya, termasuk 'tomat' yang ternyata adalah cabai merah.

With a joyful heart, Siti sliced the ingredients, including the "tomatoes" which turned out to be red chilies.

Dalam hati kecilnya, Siti sudah membayangkan betapa terkejut dan senangnya Budi saat makan salad buatannya.

In her heart, Siti already imagined how surprised and happy Budi would be when he ate her salad.

Tak lama kemudian, Budi duduk di meja makan dengan mata berbinar.

Not long after, Budi sat at the dining table with gleaming eyes.

Siti menyodorkan piring berisi salad yang sudah jadi dan mengucapkan selamat ulang tahun.

Siti handed him a plate of the finished salad and wished him a happy birthday.

Budi yang tidak curiga, langsung menyantap salad tersebut.

Unaware, Budi immediately took a bite of the salad.

Tapi setelah beberapa suapan, ekspresi wajahnya berubah.

But after a few mouthfuls, his expression changed.

Mulutnya terasa terbakar, matanya mulai berair dan ia berlari ke dapur untuk minum air.

His mouth felt like it was on fire, his eyes started to water, and he ran to the kitchen to drink water.

Siti yang terkejut, segera menyadari apa yang sudah terjadi dan minta maaf sambil tergagap.

A startled Siti quickly realized what had happened and apologized in a fluster.

Budi yang mencoba menenangkan diri hanya bisa tertawa kecil menyadari itu adalah kejutan ulang tahun yang tidak akan ia lupakan.

Budi, trying to calm himself, could only laugh a little, realizing it was a birthday surprise he wouldn't forget.

Mereka berdua akhirnya tertawa bersama menyadari kesalahan itu.

In the end, they both laughed together, acknowledging the mistake.

Siti merasa lega karena Budi tidak marah, dan Budi merasa senang karena insiden itu menjadi kenangan yang unik untuk ulang tahunnya.

Siti felt relieved that Budi wasn't angry, and Budi was happy because the incident became a unique memory for his birthday.

Dari kejadian itu, Siti belajar untuk lebih teliti, dan Budi tahu bahwa walaupun terkadang kejutan bisa datang dalam bentuk yang tidak terduga, kasih sayang dari keluarga adalah yang paling berharga.

From that experience, Siti learned to be more careful, and Budi understood that even though surprises may come in unexpected forms, the love of family is the most precious.

Sejak saat itu, kapanpun Siti pergi ke pasar, ia selalu memastikan untuk membedakan mana tomat dan mana cabai.

Since then, whenever Siti goes to the market, she always makes sure to distinguish between tomatoes and chili peppers.

Dan Budi?

And Budi?

Budi selalu ingat untuk selalu mengecek salad yang dibuat Siti sebelum memakannya.

Budi always remembers to check the salad made by Siti before eating it.

Mereka berdua pun menjadi lebih dekat dan memiliki kisah untuk diceritakan selama bertahun-tahun yang akan datang.

They grew closer and had a story to tell for years to come.