FluentFiction - Indonesian

Mistake & Mirth at the Kediri Market

FluentFiction - Indonesian

13m 38sMarch 10, 2024

Mistake & Mirth at the Kediri Market

1x
0:000:00
View Mode:
  • Pada suatu pagi yang cerah di desa Kediri, ada pasar tradisional yang ramai dengan penjual dan pembeli.

    On a bright morning in the village of Kediri, there was a bustling traditional market with sellers and buyers.

  • Di pasar itu, seorang perempuan bernama Rahayu sedang sibuk memilih-milih sayuran untuk masakan hari itu.

    In the market, a woman named Rahayu was busy selecting vegetables for that day's meal.

  • Dia adalah wanita yang suka masak makanan enak untuk keluarganya.

    She was a woman who loved cooking delicious food for her family.

  • Rahayu berjalan dari satu kios ke kios lain, mencari bahan yang segar dan berkualitas.

    Rahayu walked from one stall to another, looking for fresh and high-quality ingredients.

  • Matahari sudah tinggi, dan kehangatan mulai terasa di kulit.

    The sun was high, and the warmth started to be felt on the skin.

  • Suara penjual sayur, tawar-menawar pembeli, dan bau aroma rempah-rempah bercampur menjadi satu kesatuan yang menggambarkan kehidupan pasar tradisional Indonesia.

    The sound of vegetable vendors, bargaining buyers, and the aroma of spices mixed together to depict the life of an Indonesian traditional market.

  • Saat itu pula, Budi, seorang pemuda yang juga sedang berbelanja di pasar, lewat di dekat Rahayu.

    At that moment, Budi, a young man who was also shopping at the market, passed by Rahayu.

  • Budi adalah pria yang dikenal ceria dan selalu membuat orang di sekitarnya tertawa.

    Budi was known to be cheerful and always made people around him laugh.

  • Tak sengaja, Rahayu melihat keranjang yang dipenuhi buah merah dan dia langsung mengira itu adalah tomat.

    Accidentally, Rahayu saw a basket filled with red fruit and immediately assumed it was tomatoes.

  • Tanpa pikir panjang dan dengan percaya diri, dia mengambil satu dan memasukkannya ke mulutnya.

    Without much thought and confidently, she took one and put it in her mouth.

  • Tapi, bukan rasa manis yang dia dapat, melainkan rasa pedas yang menyengat.

    But instead of a sweet taste, she experienced a stinging spiciness.

  • Rahayu langsung tersedak dan wajahnya memerah seperti cabai yang dia gigit.

    Rahayu immediately choked and her face turned as red as the chili she had bitten into.

  • Budi yang melihat kejadian itu tak bisa menahan tawanya.

    Seeing the incident, Budi couldn't hold back his laughter.

  • Dia tertawa terbahak-bahak hingga perutnya terasa sakit.

    He laughed so hard that his stomach hurt.

  • Meski begitu, setelah tertawa, Budi segera mendekat ke Rahayu untuk membantu.

    However, after laughing, Budi quickly approached Rahayu to help.

  • Dia memberikan segelas air dingin kepada Rahayu dan mencoba menenangkannya.

    He gave Rahayu a glass of cold water and tried to comfort her.

  • "Maafkan aku, Rahayu.

    "Forgive me, Rahayu.

  • Aku tidak seharusnya tertawa," ucap Budi setelah Rahayu tenang.

    I shouldn't have laughed," Budi said after Rahayu had calmed down.

  • Rahayu yang semula terkejut, akhirnya tersenyum melihat Budi yang tampak bersalah.

    Initially surprised, Rahayu finally smiled at Budi, who looked remorseful.

  • "Tidak apa-apa, Budi.

    "It's okay, Budi.

  • Ini juga kesalahanku karena tidak memperhatikan dengan baik," jawab Rahayu.

    It's also my fault for not paying attention properly," Rahayu replied.

  • Dari situ, mereka berdua jadi berteman.

    From there, the two of them became friends.

  • Rahayu belajar untuk lebih cermat saat berbelanja, dan Budi belajar untuk tidak terlalu cepat tertawa dalam situasi apapun.

    Rahayu learned to be more careful while shopping, and Budi learned not to laugh too quickly in any situation.

  • Mereka jadi sering bertemu dan berbelanja bersama di pasar tradisional itu.

    They started meeting and shopping together at the traditional market frequently.

  • Sejak hari itu, pasar tradisional tidak hanya menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli, tetapi juga menjadi saksi tumbuhnya persahabatan antara Rahayu dan Budi, berawal dari sebuah kesalahan yang lucu dan mengesankan.

    Since that day, the traditional market became not just a place for sellers and buyers to meet, but also witnessed the growth of friendship between Rahayu and Budi, beginning with a funny and memorable mistake.