FluentFiction - Indonesian

Chili Encounter at Simple Eatery!

FluentFiction - Indonesian

17m 19sMarch 23, 2024

Chili Encounter at Simple Eatery!

1x
0:000:00
View Mode:
  • Di suatu desa kecil di pinggiran kota, ada sebuah rumah makan bernama "Rumah Makan Sederhana" yang terkenal dengan masakannya yang lezat dan harganya yang terjangkau.

    In a small village on the outskirts of town, there was a restaurant called "Simple Eatery" known for its delicious food and affordable prices.

  • Rumah makan itu selalu ramai pengunjung, namun siang itu hanya ada tiga orang sahabat yang bernama Tri, Yanti, dan Budi yang sedang asik makan siang bersama.

    The eatery was always crowded, but that afternoon, there were only three friends named Tri, Yanti, and Budi, enjoying their lunch together.

  • Tri adalah seorang yang sangat suka dengan makanan pedas, sedangkan Yanti lebih memilih makanan yang tidak terlalu pedas, dan Budi, dia sama sekali tidak bisa makan pedas.

    Tri was someone who really liked spicy food, while Yanti preferred food that wasn't too spicy, and Budi couldn't eat spicy food at all.

  • Mereka bertiga memang berbeda selera, tapi persahabatan mereka sangat kuat.

    They had different tastes, but their friendship was very strong.

  • Suasana Rumah Makan Sederhana sangat hangat dan penuh keceriaan.

    The atmosphere at the Simple Eatery was warm and cheerful.

  • Di dindingnya ada lukisan-lukisan karya seniman setempat yang menunjukkan budaya dan tradisi desa itu.

    The walls displayed paintings by local artists depicting the village's culture and traditions.

  • Meja-meja kayu tampak bersih dan rapi, sedangkan aroma masakan yang menggugah selera tercium harum mengisi setiap sudut ruangan.

    The wooden tables looked clean and tidy, while the aroma of the food filled every corner of the room.

  • Tri memesan nasi campur dengan lauk favoritnya, ikan bakar dan sambal terasi, yang terkenal dengan tingkat kepedasannya.

    Tri ordered mixed rice with his favorite side dish, grilled fish and shrimp paste sambal, known for its spiciness.

  • Yanti memilih ayam goreng dengan lalap dan sambal yang lebih ringan, sedangkan Budi memutuskan untuk memilih sayur asem dan tempe goreng yang tidak pedas sama sekali.

    Yanti chose fried chicken with fresh vegetables and a lighter sambal, while Budi decided to have tamarind soup and non-spicy fried tempeh.

  • Saat makanan tiba, mereka bertiga langsung menyantap makanan dengan lahap.

    When the food arrived, they dug in eagerly.

  • Tri sangat menikmati setiap gigitan ikan bakar dan sambal terasinya.

    Tri really enjoyed every bite of the grilled fish and shrimp paste sambal.

  • Namun, tanpa sengaja, Tri mengambil sesuatu yang hijau dari piringnya dan mengira itu adalah buncis.

    However, accidentally, Tri picked up something green from his plate, mistaking it for green beans.

  • Tanpa berpikir panjang, dia langsung memakannya.

    Without much thought, he immediately ate it.

  • Seketika itu juga, Tri merasakan sensasi yang sangat panas di mulutnya.

    Instantly, Tri felt a very hot sensation in his mouth.

  • Matanya terbelalak dan wajahnya merah padam.

    His eyes widened and his face turned bright red.

  • "Air!

    "Water!

  • Air!

    Water!

  • Butuh air!

    I need water!"

  • " serunya sambil memegang tenggorokannya.

    he cried, clutching his throat.

  • Yanti dan Budi yang melihat kejadian tersebut tidak bisa menahan tawa.

    Yanti and Budi, witnessing the incident, couldn't hold back their laughter.

  • Tri telah salah mengambil sebatang cabai rawit yang sangat pedas, bukan buncis!

    Tri had mistakenly eaten a very spicy bird's eye chili, not green beans!

  • Yanti bergegas mengambilkan air putih, sementara Budi terus tertawa terbahak-bahak.

    Yanti quickly brought some water, while Budi continued laughing hysterically.

  • Kejadian itu menjadi hiburan tak terduga yang membuat suasana makan siang mereka menjadi lebih ceria.

    The incident became an unexpected source of entertainment, making their lunchtime even more lively.

  • Setelah beberapa teguk air, akhirnya Tri merasa lebih baik, meski bibirnya masih terasa panas.

    After a few sips of water, Tri finally felt better, although his lips still felt hot.

  • Tri tidak bisa berkata-kata dan hanya bisa tersenyum malu, sementara Yanti dan Budi terus menggoda dia.

    Unable to say anything, Tri could only smile sheepishly, while Yanti and Budi continued teasing him.

  • "Kali ini kamu benar-benar menemukan pedas yang sesungguhnya, Tri!

    "This time you truly found the real spice, Tri!"

  • " goda Yanti dengan sengit.

    teased Yanti playfully.

  • "Iya, dan kamu jadi bintang komedi di Rumah Makan Sederhana ini!

    "Yes, and you've become the comedy star of the Simple Eatery!"

  • " tambah Budi sambil masih tertawa.

    added Budi, still laughing.

  • Meski kejadian itu cukup memalukan bagi Tri, ia akhirnya tertawa bersama sahabatnya dan menganggapnya sebagai pengalaman yang berharga.

    Although the incident was quite embarrassing for Tri, he eventually laughed along with his friends and considered it a valuable experience.

  • Bahkan, pemilik Rumah Makan Sederhana yang melihat kejadian itu ikut tertawa dan memberikan mereka es krim gratis sebagai pelepas pedas.

    Even the owner of the Simple Eatery, who witnessed the incident, joined in the laughter and gave them free ice cream as a spicy remedy.

  • Dari kejadian itu, Tri belajar untuk lebih teliti saat makan, terutama dengan makanan pedas.

    From that incident, Tri learned to be more careful when eating, especially with spicy food.

  • Dan mereka bertiga pun menikmati sisa waktu makan siang dengan tawa dan obrolan ringan, menyadari bahwa momen tak terduga seperti itu yang membuat persahabatan mereka semakin erat.

    And the three of them enjoyed the rest of their lunchtime with laughter and light conversation, realizing that unexpected moments like that made their friendship even stronger.

  • Makan siang sederhana itu akan menjadi kenangan yang akan mereka ceritakan berulang kali dalam waktu lama.

    That simple lunch would be a memory they would talk about repeatedly for a long time.