Kick, Chaos, and Redemption at Pasar Senen
FluentFiction - Indonesian
Kick, Chaos, and Redemption at Pasar Senen
Di tengah keramaian Pasar Senen, dengan langit yang cerah dan suara penjual yang riuh rendah, Putri sedang berbelanja bahan untuk masakan ibunya.
In the midst of the bustling Pasar Senen, under a clear sky and the lively chatter of vendors, Putri is shopping for ingredients for her mother's cooking.
Agus, teman baik Putri, ikut dengannya.
Agus, Putri's good friend, is accompanying her.
Budi, adik Putri yang masih SD, juga ikut meramaikan suasana dengan bola sepaknya.
Putri's little brother, Budi, who is still in elementary school, is also adding to the excitement with his soccer ball.
Putri membeli sayuran segar di pinggir pasar, sementara Agus dan Budi menunggu sambil bercanda.
Putri buys fresh vegetables at the edge of the market, while Agus and Budi wait and joke around.
Agus yang suka bermain sepak bola, tergoda dengan sesuatu yang bulat di lantai pasar.
Agus, who loves playing soccer, is tempted by something round on the market floor.
Tanpa melihat dengan jelas, dia mengambil ancang-ancang dan menendang keras benda itu.
Without looking clearly, he takes aim and kicks the object hard.
Plak!
Whack!
Rupanya, bukan bola yang ia tendang, melainkan buah durian yang jatuh dari etalase penjual buah.
It turns out, it's not a soccer ball he kicked, but a durian that fell from a fruit vendor's display.
Durian itu meluncur cepat ke arah kios penjual ikan.
The durian quickly slides towards a stall selling fish.
Kios itu penuh dengan ikan segar dan penjual ikan yang sibuk memotong dan membersihkan ikan.
The stall is full of fresh fish, and the fishmonger is busy cutting and cleaning fish.
Tiba-tiba, durian tersebut menghantam ember berisi es dan ikan.
Suddenly, the durian hits a bucket filled with ice and fish.
Es dan ikan berserakan di mana-mana, bahkan ada yang sampai ke jalan sehingga membuat pengunjung pasar terpeleset.
Ice and fish are scattered everywhere, some even reaching the street, causing market-goers to slip.
Penjual ikan segera keluar untuk mencari tau siapa yang bertanggung jawab.
The fishmonger quickly comes out to find out who is responsible.
Wajahnya merah padam, campuran antara kepanasan dan kemarahan.
His face is bright red, a mixture of heat and anger.
Putri, Agus, dan Budi kaget bukan kepalang.
Putri, Agus, and Budi are shocked.
Agus yang segera sadar kesalahannya, buru-buru menghampiri penjual ikan dan meminta maaf dengan sungguh-sungguh.
Agus, realizing his mistake, quickly approaches the fishmonger and sincerely apologizes.
Meski awalnya penjual ikan itu marah besar, lambat laun ia melunak melihat Agus yang menyampaikan permintaan maaf dengan tulus.
Although the fishmonger was initially very angry, gradually he softens upon seeing Agus sincerely apologizing.
Apalagi setelah Agus berjanji akan membantu membersihkan kios dan mengganti kerugian yang terjadi.
Especially after Agus promises to help clean the stall and compensate for the damage.
Seusai menenangkan penjual ikan, Putri dan Budi membantu Agus mengumpulkan ikan yang berserakan.
After calming the fishmonger down, Putri and Budi help Agus gather the scattered fish.
Setelah beberapa waktu bekerja bersama, kekacauan di kios ikan akhirnya reda.
After working together for some time, the chaos in the fish stall finally subsides.
Penjual ikan, yang kini tampak lebih tenang, bahkan mengundang mereka makan ikan bakar sebagai tanda terima kasih.
The fishmonger, now looking calmer, even invites them to have grilled fish as a token of appreciation.
Putri, Agus, dan Budi senang karena akhirnya semuanya berakhir baik.
Putri, Agus, and Budi are happy that everything has ended well.
Mereka pun belajar pelajaran berharga: perhatikan lingkungan sebelum bermain.
They have learned a valuable lesson: to pay attention to their surroundings before playing.
Di penghujung hari, ketiga teman tersebut pulang sambil tertawa, membawa cerita dan pelajaran hati tentang pentingnya bertanggung jawab atas tindakan masing-masing.
At the end of the day, the three friends go home laughing, carrying stories and heartfelt lessons about the importance of taking responsibility for their actions.
Pasar Senen kembali ramai dengan kegiatan jual beli, namun kali ini tanpa sepakan durian yang tidak terduga.
Pasar Senen is once again bustling with buying and selling, but this time, without unexpected durian kicks.