Borobudur berdiri megah di bawah sinar matahari musim kemarau.

Borobudur stood majestically under the dry season sunshine.

Candi kuno ini dihiasi dengan ukiran hiasan dan patung Buddha yang tenang.

This ancient temple adorned with ornamental carvings and tranquil Buddha statues.

Suasananya penuh penghormatan dan keindahan alam.

The atmosphere was filled with reverence and natural beauty.

Nadia, mahasiswi yang teliti, menapaki tangga batu dengan hati-hati.

Nadia, a meticulous college student, carefully ascended the stone steps.

Nadia datang ke sini untuk meneliti arsitektur Jawa kuno.

Nadia had come here to study ancient Javanese architecture.

Ini adalah project-nya untuk kuliah.

This was her project for college.

Selama liburan Idul Adha, dia memilih datang ke Borobudur karena tempat ini terkenal dengan keindahan dan sejarahnya.

During the Eid al-Adha holiday, she chose to come to Borobudur because it is renowned for its beauty and history.

Namun, di tengah ketenangan candi ini, terdengar suara gaduh.

However, amidst the tranquility of the temple, a commotion was heard.

Seekor ayam jantan berlari-lari, mengacak-ngacak ketenangan lingkungan.

A rooster was running around, disrupting the serene environment.

Nadia frustrasi.

Nadia was frustrated.

Seharusnya ini waktu yang sempurna untuk fokus.

This was supposed to be the perfect time to focus.

Dia melihat ayam itu menjauh dari sebuah peternakan dekat candi.

She saw the rooster moving away from a farm near the temple.

Nadia ragu.

Nadia hesitated.

Dia bisa saja mengabaikannya.

She could just ignore it.

Tapi, jika ayam itu terus berisik, dia tidak akan bisa konsentrasi.

But if the rooster continued to be noisy, she would not be able to concentrate.

"Aku harus menangkap ayam itu," pikir Nadia.

"I have to catch that rooster," Nadia thought.

Dia mengejar ayam dengan hati-hati, agar tidak mengganggu pengunjung lain.

She carefully chased after the rooster, trying not to disturb other visitors.

Ayam itu berlari cepat, melewati lorong-lorong dan tangga candi.

The rooster ran quickly, passing through corridors and temple steps.

Nadia berusaha sekuat tenaga agar tidak kehilangan jejaknya.

Nadia tried her best not to lose track of it.

Ayam itu akhirnya terpojok di dekat sebuah prasasti suci.

The rooster was finally cornered near a sacred inscription.

Nadia mendekat perlahan, khawatir akan membuatnya lari lagi.

Nadia approached slowly, worried that it might run off again.

Tapi tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang menakjubkan.

But suddenly, she saw something astonishing.

Ada ukiran yang ia belum pernah perhatikan sebelumnya.

There was a carving she had never noticed before.

Ukiran detil tentang kehidupan desa di zaman kuno—sebuah penemuan yang akan menjadi highlight project-nya.

Detailed carvings about village life in ancient times— a discovery that would be the highlight of her project.

Dengan hati-hati, Nadia menangkap ayam itu.

Carefully, Nadia caught the rooster.

Dia mengembalikannya ke peternakan.

She returned it to the farm.

Pemiliknya berterima kasih dan meminta maaf atas kekacauan yang dibuat ayamnya.

The owner thanked her and apologized for the trouble caused by his rooster.

Nadia tersenyum, merasa bangga.

Nadia smiled, feeling proud.

Dia menemukan sesuatu yang luar biasa karena gangguan tak terduga ini.

She had found something extraordinary because of this unexpected disruption.

Kembali ke candi, Nadia duduk dengan tenang, mencatat temuannya.

Back at the temple, Nadia sat quietly, noting her discovery.

Dia merasa lebih bersemangat dari sebelumnya.

She felt more excited than ever.

Gangguan tadi mengajarinya satu hal penting: terkadang, tantangan bisa membawa kita pada penemuan baru yang berarti.

The earlier distraction had taught her an important lesson: sometimes, challenges can lead us to significant new discoveries.

Di bawah sinar matahari yang semakin terik, Nadia menyelesaikan risetnya dengan semangat baru.

Under the increasingly scorching sun, Nadia completed her research with renewed enthusiasm.

Borobudur tetap berdiri megah, dan nadia belajar hari itu tentang bagaimana menjalani hidup dengan menerima kejutan tak terduga sebagai peluang.

Borobudur remained majestic, and Nadia learned that day about how to live by embracing unexpected surprises as opportunities.