Pagi itu, candi Borobudur diselimuti kabut tipis yang menambah suasana misteri.

That morning, candi Borobudur was enveloped in a thin mist that added to the mysterious atmosphere.

Rina, seorang mahasiswi sejarah seni, berjalan penuh semangat di antara wisatawan lain.

Rina, an art history student, walked enthusiastically among other tourists.

Ini adalah kunjungan pertamanya ke candi megah itu.

This was her first visit to the magnificent temple.

Dia ingin sekali mengetahui segala sesuatu tentang Borobudur.

She was eager to learn everything about Borobudur.

Rina sudah memesan seorang pemandu wisata sebelumnya.

Rina had already booked a tour guide beforehand.

Namun, di keramaian, ia berjumpa dengan Dewa.

However, in the crowd, she met Dewa.

Dewa adalah seorang pemandu wisata dengan gaya bercerita yang menggelitik hati.

Dewa was a tour guide with a storytelling style that tickled the heart.

Tanpa tahu sebenarnya, Rina mengira Dewa adalah pemandunya.

Unaware, Rina thought Dewa was her guide.

"Selamat pagi!

"Good morning!

Siap berpetualang?

Ready for an adventure?"

" sapa Dewa dengan senyum lebar.

greeted Dewa with a broad smile.

Rina, yang terkesan dengan antusiasmenya, langsung mengikuti.

Impressed by his enthusiasm, Rina immediately followed.

Dewa mulai bercerita.

Dewa began to tell stories.

"Borobudur dibangun oleh raksasa kuno, tahukah kamu?

"Borobudur was built by ancient giants, did you know?"

" katanya sambil berbisik misterius.

he whispered mysteriously.

Cerita itu langsung membuat Rina terkekeh.

The story immediately made Rina chuckle.

Lucu dan tidak masuk akal, pikirnya, tapi dia memilih untuk menikmati cerita unik itu.

Silly and illogical, she thought, but she chose to enjoy the unique story.

Sepanjang hari, Dewa terus menyajikan kisah-kisah aneh.

Throughout the day, Dewa continued to present strange tales.

Tentang naga yang tidur di bawah candi, atau tentang para biksu yang bisa terbang.

About a dragon that slept beneath the temple, or about monks who could fly.

Setiap cerita membuat Rina tertawa tanpa henti.

Each story made Rina laugh endlessly.

Namun, keraguan mulai merayapi benaknya.

However, doubt began to creep into her mind.

Ketika Dewa mengisahkan tentang penjaga candi kuno yang berubah menjadi batu saat matahari terbenam, Rina tidak bisa menahan diri lagi.

When Dewa told the story of the ancient temple guardian who turned to stone at sunset, Rina couldn't hold back any longer.

"Tunggu sebentar, ini tidak betul, kan?

"Wait a minute, this isn't true, right?"

" tanyanya sambil tersenyum menyelidik.

she asked with an investigative smile.

Dewa tertawa terbahak-bahak.

Dewa laughed heartily.

"Akhirnya ketahuan juga," katanya sambil mengusap matanya.

"Finally caught," he said while wiping his eyes.

Mereka berdua tertawa bersama.

They both laughed together.

"Maafkan, aku ini bukan pemandumu.

"Apologies, I'm not your guide.

Tapi kau tampaknya menikmati ceritaku!

But you seemed to enjoy my stories!"

" Dewa berkata sambil memberi anggukan kecil.

Dewa said with a small nod.

Rina mengangguk sambil tersenyum lebar.

Rina nodded with a wide smile.

"Bisa kita mulai tur yang sesungguhnya sekarang?

"Can we start the real tour now?"

" tanyanya dengan penuh harap.

she asked hopefully.

Dewa, masih tersenyum, menawarkan tur sejati tentang candi Borobudur.

Dewa, still smiling, offered a true tour of candi Borobudur.

Mereka berdua berkeliling, dan kali ini Dewa menceritakan sejarah yang benar tentang Borobudur.

They both went around, and this time Dewa told the true history of Borobudur.

Rina merasa lebih bersemangat daripada sebelumnya, menikmati setiap momen.

Rina felt more enthusiastic than before, enjoying every moment.

Hari itu, Rina belajar lebih dari sekadar sejarah candi.

That day, Rina learned more than just the history of the temple.

Dia belajar bahwa kadang-kadang kesalahan bisa membawa kebahagiaan tak terduga.

She learned that sometimes mistakes can bring unexpected happiness.

Pengalaman hari itu membuatnya lebih terbuka terhadap kejutan dan spontanitas dalam hidup.

The experience of that day made her more open to surprises and spontaneity in life.

Bersama Dewa, ia merasa hari itu adalah petualangan yang tidak akan pernah terlupakan.

With Dewa, she felt that the day was an adventure she would never forget.

Borobudur berdiri megah di tengah kabut, menjadi saksi dari hari penuh tawa dan pembelajaran.

Borobudur stood majestically amidst the mist, bearing witness to a day full of laughter and learning.