FluentFiction - Indonesian

Finding Love Amidst the Festive Office Lights

FluentFiction - Indonesian

17m 01sDecember 26, 2024

Finding Love Amidst the Festive Office Lights

1x
0:000:00
View Mode:
  • Saat hujan deras turun di luar jendela kantor, lantai dua gedung di pusat Jakarta berkilauan dengan lampu-lampu Natal.

    When the heavy rain fell outside the office window, the second floor of the building in the center of Jakarta sparkled with Christmas lights.

  • Aroma kue nastar dan kastengel menyebar di seluruh ruangan, menambah suasana perayaan yang meriah.

    The aroma of kue nastar and kastengel spread throughout the room, enhancing the festive celebration atmosphere.

  • Ayunda, seorang eksekutif pemasaran yang berdedikasi, menyadari bahwa pesta kantor menjadi momen yang ditunggu-tunggu.

    Ayunda, a dedicated marketing executive, realized that the office party was a much-anticipated moment.

  • Dewi, teman baik sekaligus kolega Ayunda, melambai sambil menahan piring berisi lumpia.

    Dewi, Ayunda's good friend and colleague, waved while holding a plate of lumpia.

  • "Ayunda, ayo! Jangan hanya berdiri di sana. Ini pesta!"

    "Ayunda, come on! Don't just stand there. It's a party!"

  • Ayunda tersenyum tipis.

    Ayunda smiled slightly.

  • "Aku hanya berpikir, Dewi. Kadang aku merasa butuh istirahat dari semua kesibukan ini."

    "I'm just thinking, Dewi. Sometimes I feel I need a break from all this busyness."

  • "Makanya, cobalah rileks. Mungkin kau akan menemukan sesuatu yang berharga di sini. Seperti persahabatan... atau lebih," jawab Dewi seraya mengedipkan mata.

    "That's why, try to relax. Maybe you'll find something valuable here. Like friendship... or more," Dewi replied with a wink.

  • Di sudut ruangan, Rizky, seorang manajer proyek yang dikenal cerdas dan percaya diri, duduk sambil mengaduk minuman.

    In the corner of the room, Rizky, a project manager known for being smart and confident, sat stirring a drink.

  • Hatinya berdebar saat melihat Ayunda berjalan mendekat.

    His heart raced as he saw Ayunda approaching.

  • "Rizky, boleh duduk?" tanya Ayunda, mencoba bersikap santai meski ada rasa canggung.

    "Rizky, may I sit down?" Ayunda asked, trying to act casual despite feeling awkward.

  • "Tentu, Ayunda. Bagaimana harimu?" Rizky menjawab sambil tersenyum.

    "Of course, Ayunda. How was your day?" Rizky answered with a smile.

  • Mereka berbincang ringan dengan suara gitar akustik sebagai latar belakang.

    They chatted lightly with the sound of acoustic guitar in the background.

  • Rahasia kecil terasa mengalir di antara gelak tawa.

    Small secrets seemed to flow amidst the laughter.

  • Rizky, yang biasa menutup diri, merasa nyaman dan lebih terbuka berbicara dengan Ayunda.

    Rizky, who usually kept to himself, felt comfortable and more open talking to Ayunda.

  • "Aku selalu ingin kehidupan yang lebih seimbang," ungkap Ayunda. "Kesuksesan karir ini tidak selalu membawa kebahagiaan yang kuharapkan."

    "I've always wanted a more balanced life," Ayunda admitted. "This career success doesn't always bring the happiness I hoped for."

  • "Kadang aku merasa harus berpura-pura kuat," Rizky mengaku. "Padahal, aku juga ingin seseorang yang mengerti diriku."

    "Sometimes I feel like I have to pretend to be strong," Rizky confessed. "Yet, I also want someone to understand me."

  • Lilin-lilin menyala lembut di sekeliling mereka, menambah kehangatan percakapan.

    The candles lit softly around them, adding warmth to the conversation.

  • "Mungkin, kita bisa saling memahami," Rizky berkata pelan.

    "Maybe, we can understand each other," Rizky said quietly.

  • "Aku setuju," kata Ayunda senyumannya merekah lebih lebar. "Mari kita coba. Bertemu di luar kantor. Jadi lebih dari sekadar kolega."

    "I agree," Ayunda said, her smile growing wider. "Let's try. Meet outside the office. Be more than just colleagues."

  • Malam semakin larut, dan hujan di luar jendela mulai mereda. Ayunda dan Rizky berjalan ke lobi, siap menghadapi langkah baru dalam hidup mereka.

    As the night grew later, and the rain outside the window started to subside, Ayunda and Rizky walked to the lobby, ready to face a new step in their lives.

  • Mereka tahu tantangan belum selesai, tetapi kini lebih siap menghadapinya bersama.

    They knew the challenges weren't over, but now they were more prepared to face them together.

  • Mereka pun melangkahkan kaki menuju kesempatan baru, sebuah permulaan yang diiringi harapan dan kebahagiaan yang lebih besar dari yang mereka bayangkan.

    They then stepped towards new opportunities, a beginning accompanied by hope and happiness greater than they had imagined.

  • Ayunda menyadari, kadang membuka hati bisa membawa keajaiban kecil dalam hidup.

    Ayunda realized that sometimes opening your heart can bring small miracles in life.