Rainy Revelations: A Heartfelt Discovery at Borobudur
FluentFiction - Indonesian
Rainy Revelations: A Heartfelt Discovery at Borobudur
Hujan turun dengan deras di Candi Borobudur.
The rain poured heavily at Candi Borobudur.
Awan gelap menggantung rendah di atas stupa, dan angin bertiup kencang membawa hawa dingin.
Dark clouds hung low over the stupas, and the wind blew fiercely, bringing a cold air.
Di tengah hujan, Adi dan Rini, dua teman dari grup besar, mendapati diri terpisah dari yang lain.
In the middle of the rain, Adi and Rini, two friends from a large group, found themselves separated from the others.
Adi berdiri di tangga batu yang licin, melihat sekeliling dengan cemas.
Adi stood on the slippery stone steps, looking around anxiously.
"Dimana yang lain, Rini?" tanyanya, suaranya nyaris tenggelam oleh suara hujan.
"Where are the others, Rini?" he asked, his voice nearly drowned out by the sound of the rain.
Rini tersenyum, wajahnya berseri meski basah kuyup.
Rini smiled, her face radiant despite being soaked.
"Aku pikir ini kesempatan bagus untuk menjelajah, Adi. Candi ini terlihat lebih magis di tengah hujan."
"I think this is a great opportunity to explore, Adi. This temple looks more magical in the rain."
Adi menggigil sedikit, mengusap kacamata yang dipenuhi titik air.
Adi shivered slightly, wiping his glasses that were filled with water droplets.
"Tapi kita bisa tersesat. Lebih baik kita menemukan mereka," katanya dengan suara yang menunjukkan kekhawatiran.
"But we might get lost. It's better if we find them," he said, his voice showing concern.
Rini tertawa kecil.
Rini chuckled softly.
"Ayolah, Adi. Sedikit petualangan tidak akan membunuh kita," katanya sambil meraih tangannya dan menariknya ke sebuah lorong.
"Come on, Adi. A little adventure won't kill us," she said, reaching for his hand and pulling him into a corridor.
Keduanya menyusuri jalanan batu, melewati ukiran tua yang menceritakan kisah masa lalu.
The two of them walked along the stone paths, passing ancient carvings that told stories of the past.
Adi terus memikirkan cara untuk menjaga keamanan mereka, sementara Rini tampak penuh semangat.
Adi kept thinking about how to ensure their safety, while Rini seemed full of enthusiasm.
Kemudian, sebuah gagasan terlintas di benaknya.
Then, a thought crossed his mind.
Mungkin waktunya telah tiba untuk mengungkapkan perasaannya, meski hujan terus turun tanpa jeda.
Maybe it was time to express his feelings, even though the rain continued to fall relentlessly.
"Rini," Adi memanggilnya di tengah derasnya hujan, suaranya terasa lebih berat dari sebelumnya.
"Rini," Adi called to her amidst the heavy rain, his voice sounding heavier than before.
Rini berhenti dan menoleh.
Rini stopped and turned around.
Matanya berbinar, menunggu apa yang akan dikatakan Adi.
Her eyes sparkled, waiting for what Adi would say.
Di sana, di antara patung dan relief yang menjulang, Adi mengumpulkan keberanian.
There, among the towering statues and reliefs, Adi gathered his courage.
"Aku... aku suka sama kamu."
"I... I like you."
Hujan terasa berhenti sejenak dalam pikiran mereka, meski kenyataannya masih sangat deras.
The rain seemed to stop momentarily in their minds, though in reality, it was still pouring heavily.
Rini menatap Adi, kejutan terlihat jelas di wajahnya.
Rini looked at Adi, surprise clearly visible on her face.
"Adi...," dia mulai, tapi sebelum bisa melanjutkan, mereka melihat bayangan manusia bergerak di kejauhan.
"Adi...," she began, but before she could continue, they saw a human shadow moving in the distance.
"Itu pasti mereka!" seru Adi penuh harapan, menarik Rini ke arahnya.
"That must be them!" Adi exclaimed hopefully, pulling Rini towards him.
Sekarang dengan tekad baru, mereka bergerak lebih cepat.
Now with new determination, they moved faster.
Akhirnya, mereka berhasil bergabung kembali dengan grup di bawah naungan payung-payung besar yang terlindung di salah satu bagian kompleks candi.
Finally, they managed to rejoin the group under the shelter of large umbrellas protected in one part of the temple complex.
Adi dan Rini, basah kuyup tapi tersenyum puas, berdiri berdampingan.
Adi and Rini, soaked but smiling with satisfaction, stood side by side.
“Terima kasih, Adi,” kata Rini, menatap dengan tatapan hangat yang lebih berarti daripada ribuan kata.
"Thank you, Adi," Rini said, gazing with a warm look more meaningful than a thousand words.
Adi, kini lebih terbuka, tersenyum balik.
Adi, now more open, smiled back.
Mereka tidak hanya menemukan kembali grup mereka, tetapi juga menemukan sesuatu yang baru di hati mereka.
They not only found their group again but also discovered something new in their hearts.
Petualangan hujan di Borobudur menjadi kenangan yang tak tergantikan bagi Adi dan Rini.
The rainy adventure at Borobudur became an irreplaceable memory for Adi and Rini.
Mereka belajar bahwa petualangan sejati bukan hanya tentang menjelajah tempat baru tetapi juga memahami perasaan satu sama lain.
They learned that true adventure is not just about exploring new places but also understanding each other's feelings.
Dengan langkah yang lebih mantap, mereka melangkah bersama, siap menghadapi petualangan berikutnya.
With more confident steps, they walked together, ready to face the next adventure.