FluentFiction - Indonesian

When the Aroma Fades: A Heartfelt Brew of Friendship

FluentFiction - Indonesian

17m 44sFebruary 6, 2025

When the Aroma Fades: A Heartfelt Brew of Friendship

1x
0:000:00
View Mode:
  • Di sebuah kedai kopi yang tenang dan harum di Yogyakarta, Adi, seorang barista muda, sibuk mengolah biji kopi dengan ketelatenan.

    In a quiet and fragrant kedai kopi in Yogyakarta, Adi, a young barista, was busy processing coffee beans with diligence.

  • Di luar, hujan deras bertabuh, menambah hangat suasana di dalam.

    Outside, heavy rain drummed down, adding warmth to the inside atmosphere.

  • Pelanggan berdatangan, mencari perlindungan dari hujan dan secangkir kopi hangat.

    Customers came in, seeking shelter from the rain and a cup of hot coffee.

  • Adi mencintai pekerjaannya.

    Adi loved his job.

  • Setiap cangkir kopi yang ia sajikan adalah sebuah karya seni yang ia banggakan.

    Every cup of coffee he served was a work of art he took pride in.

  • Namun, akhir-akhir ini, tubuhnya terasa berbeda.

    However, lately, his body felt different.

  • Senin pagi itu, saat dia meracik kopi dengan gerakan yang biasa, kepalanya tiba-tiba berdenyut hebat.

    That Monday morning, as he prepared coffee with his usual moves, his head suddenly throbbed violently.

  • Rasa pusing mendadak mengalir, membuat dunianya berputar sebentar.

    A sudden dizziness flowed through him, making his world spin for a moment.

  • Ratna, rekan kerja dan sahabat Adi, segera melihat perubahan pada wajahnya.

    Ratna, Adi's colleague and friend, immediately noticed the change on his face.

  • "Adi, kamu baik-baik saja kan?

    "Adi, are you okay?"

  • " tanya Ratna khawatir.

    asked Ratna worriedly.

  • Tangannya yang cekatan tetap melayani pelanggan, namun matanya terus mengawasi Adi dengan seksama.

    Her nimble hands continued to serve the customers, but her eyes kept watching Adi closely.

  • Adi tersenyum lemah.

    Adi smiled weakly.

  • "Aku hanya sedikit lelah, Ratna.

    "I'm just a bit tired, Ratna.

  • Tidak apa-apa," jawabnya, berusaha tegar.

    It's okay," he replied, trying to be strong.

  • Namun, kekhawatiran Ratna tak dapat dibendung.

    However, Ratna's worry couldn't be contained.

  • Ia sudah sering membaca tentang bahaya tekanan darah tinggi.

    She had often read about the dangers of high blood pressure.

  • Waktu terus berlalu, dan Adi tetap bersikeras bekerja.

    Time passed, and Adi insisted on working.

  • Sementara itu, Ratna berulang kali menyarankannya untuk beristirahat atau memeriksakan diri ke dokter.

    Meanwhile, Ratna repeatedly advised him to rest or see a doctor.

  • Akhirnya, di tengah hiruk-pikuk dan aroma giling kopi, Adi merasa tubuhnya tidak bisa lagi mengikuti kemauan pikirannya.

    Finally, amidst the hustle and bustle and the aroma of ground coffee, Adi felt his body could no longer follow the will of his mind.

  • Pandangannya mengabur, dan sebelum dia menyadarinya, tubuhnya terkulai lemas ke lantai.

    His vision blurred, and before he knew it, his body slumped weakly to the floor.

  • Suasana kafe langsung heboh.

    The café turned chaotic.

  • Ratna dengan cepat melompati meja, berlutut di samping Adi.

    Ratna quickly leaped over the table, kneeling beside Adi.

  • "Tolong, beri ruang," katanya tegas kepada pelanggan yang mulai panik.

    "Please, give space," she said firmly to the customers starting to panic.

  • Dengan hati-hati, ia mencoba membangunkan Adi yang hanya sempat kehilangan kesadaran sebentar.

    Carefully, she tried to wake up Adi, who only briefly lost consciousness.

  • Pelan-pelan, Adi membuka mata dan mencoba tersenyum.

    Slowly, Adi opened his eyes and attempted to smile.

  • "Aku baik-baik saja, Ratna," ucap Adi, meski suaranya terdengar lemah.

    "I'm okay, Ratna," said Adi, although his voice sounded weak.

  • Ratna menggeleng, dengan lembut namun teguh.

    Ratna shook her head, gently but firmly.

  • "Adi, kita harus ke dokter sekarang.

    "Adi, we have to go to the doctor now.

  • Kita tutup lebih awal hari ini.

    We will close early today.

  • Tidak ada tawaran.

    There are no negotiations."

  • "Dengan hati yang berat namun penuh rasa terima kasih, Adi akhirnya setuju.

    With a heavy yet grateful heart, Adi finally agreed.

  • Ratna, meski ingin memiliki kedai kopinya sendiri suatu hari, tahu bahwa sahabatnya berada di atas segalanya saat ini.

    Ratna, although wanting to have her own café someday, knew that her friend was above everything else at that moment.

  • Hari itu, mereka belajar sesuatu yang penting: kesehatan adalah prioritas.

    That day, they learned something important: health is a priority.

  • Setelah pemeriksaan, dokter menyarankan Adi untuk mengurangi stres dan lebih menjaga pola makan dan istirahat.

    After the examination, the doctor advised Adi to reduce stress and take better care of his diet and rest.

  • Adi berjanji kepada dirinya sendiri untuk lebih peduli pada tubuhnya.

    Adi promised himself to be more mindful of his body.

  • Dengan bantuan Ratna, ia tidak hanya kembali menyajikan kopi dengan cinta, tapi juga belajar mendengarkan apa yang dibisikkan tubuhnya.

    With Ratna's help, he not only returned to serving coffee with love but also learned to listen to what his body whispered.

  • Hujan di luar masih deras, tapi di dalam kedai, persahabatan mereka menghangatkan segalanya.

    The rain outside was still heavy, but inside the café, their friendship warmed everything.