FluentFiction - Indonesian

Balancing Work, Family, and Tradition: A Journey of Discovery

FluentFiction - Indonesian

17m 05sMarch 12, 2025

Balancing Work, Family, and Tradition: A Journey of Discovery

1x
0:000:00
View Mode:
  • Di sebuah komunitas terjaga di Bali, tanaman hijau tropis tumbuh subur di antara rumah-rumah modern.

    In a gated community in Bali, tropical greenery thrived between modern homes.

  • Di sana, Wayan, seorang ayah muda yang rajin, bertekad menjaga keseimbangan antara tanggung jawab sebagai pekerja dan tradisi keluarga untuk menyambut Nyepi, Hari Raya Nyepi.

    There, Wayan, a diligent young father, was determined to maintain a balance between his responsibilities as a worker and the family tradition of welcoming Nyepi, the Nyepi Day celebration.

  • Istrinya, Putu, mendukung penuh usaha Wayan, tetapi ada kekhawatiran dalam hatinya.

    His wife, Putu, fully supported Wayan's efforts, but there was worry in her heart.

  • Putra mereka tidak tertarik dengan tradisi.

    Their son was not interested in the tradition.

  • Pagi itu, hujan rintik membasahi halaman rumah.

    That morning, drizzling rain wetted the front yard.

  • Wayan, dengan setelan kerja rapi, melihat keluar jendela.

    Wayan, in a neat work suit, looked out the window.

  • Hatinya bimbang.

    His heart was uneasy.

  • Pekerjaan menumpuk, namun persiapan Nyepi juga membutuhkan perhatian.

    Work was piling up, but preparations for Nyepi also needed attention.

  • Pikirannya tersita.

    His mind was preoccupied.

  • "Apakah aku harus meninggalkan tradisi demi pekerjaan?

    "Should I abandon tradition for work?"

  • " gumamnya dalam hati.

    he murmured to himself.

  • Putu datang dengan secangkir kopi di tangan.

    Putu came with a cup of coffee in hand.

  • "Wayan, sepertinya lebih baik kau ambil libur hari ini.

    "Wayan, maybe it's best if you take a day off today.

  • Bantu kami siapkan Nyepi," saran Putu.

    Help us prepare for Nyepi," suggested Putu.

  • Ketulusan dan kegundahan terpancar dari wajahnya.

    Sincerity and concern were evident on her face.

  • Wayan merenung.

    Wayan pondered.

  • Tentu, keluarga dan tradisi harus lebih diutamakan.

    Indeed, family and tradition should be prioritized.

  • Wayan akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti sehari.

    Wayan finally decided to take a day off.

  • Bersama Putu, dia mulai menyiapkan segala sesuatu.

    Together with Putu, he began preparing everything.

  • Mereka membuat canang sari, membuat kolak pisang, dan membersihkan rumah.

    They made canang sari, made kolak pisang, and cleaned the house.

  • Anak mereka, awalnya bermalas-malasan, perlahan tertarik melihat keasyikan orang tuanya.

    Their initially lazy son gradually became interested in what his parents were doing.

  • Wayan merasa tersentuh melihat minat si buah hati mulai muncul.

    Wayan felt touched to see his child's interest begin to emerge.

  • Hari itu hujan tak kunjung reda, namun di halaman rumah kecil mereka, suasana hangat terasa.

    That day the rain never ceased, yet there was a warm atmosphere in their small front yard.

  • Malam menjelang, seluruh keluarga mengikuti upacara Melasti di halaman, bersatu dalam semangat.

    As night fell, the whole family participated in the Melasti ceremony in the yard, united in spirit.

  • Meski tubuh basah, tidak ada sederet ketidaknyamanan yang bisa menggoyahkan kebersamaan mereka.

    Despite their bodies being wet, no discomfort could shake their togetherness.

  • Hening meliputi, hanya suara hujan menemani.

    Silence enveloped them, only accompanied by the sound of rain.

  • Dalam Diam Nyepi, ada kedamaian yang menelusup.

    In the silence of Nyepi, there was a peace that seeped in.

  • Keesokan harinya, ketika Nyepi datang secara resmi, keheningan menyapa pelan.

    The next day, when Nyepi officially arrived, silence greeted softly.

  • Tidak ada suara mesin, tidak ada lampu menyala, hanya keheningan yang syahdu.

    There were no engine sounds, no lights on, just peaceful quiet.

  • Wayan menyadari betapa pentingnya momen-momen ini.

    Wayan realized how important these moments were.

  • Tradisi ini, lebih dari sekadar ritual, adalah waktu untuk berintrospeksi dan mempererat cinta pada keluarga.

    This tradition, more than just a ritual, is a time for introspection and strengthening love for family.

  • Setelah Nyepi berakhir, semuanya terasa lebih bersinar meski matahari belum muncul.

    After Nyepi ended, everything felt brighter even though the sun had not yet risen.

  • Wayan yakin, ia telah menemukan apa yang benar-benar berharga.

    Wayan was sure he had found what was truly valuable.

  • Keluarga, tradisi, dan momen-momen ini adalah harta tak ternilai.

    Family, tradition, and these moments are priceless treasures.

  • Dalam damai Nyepi, Wayan belajar menghargai hal-hal yang sebenarnya berarti, sebuah pelajaran yang akan ia teruskan kepada keturunannya.

    In the peace of Nyepi, Wayan learned to appreciate the things that truly matter, a lesson he would pass on to his descendants.

  • Dengan senyum penuh arti, ia melangkah ke depan, membawa serta harapan dan warisan tradisi yang tak ternilai.

    With a meaningful smile, he stepped forward, carrying with him hope and the invaluable legacy of tradition.