FluentFiction - Indonesian

Agus Saves the Virtual Hari Raya: A Thrilling IT Showdown

FluentFiction - Indonesian

16m 20sApril 18, 2025
Checking access...

Loading audio...

Agus Saves the Virtual Hari Raya: A Thrilling IT Showdown

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Bunyi klik dan desis komputer memenuhi ruangan.

    The click and hiss of computers filled the room.

  • Jakarta's High-Tech Hub bergemuruh dengan energi, dan lampu-lampu neon menerangi layar berisi kode yang berjajar.

    Jakarta's High-Tech Hub buzzed with energy, and neon lights illuminated screens filled with rows of code.

  • Agus duduk di depan layar monitor, matanya fokus.

    Agus sat in front of his monitor, eyes focused.

  • Dia adalah profesional IT yang berdedikasi, dikenal teliti, meski kadang merasa tidak sepadan dengan ekspektasi sekitarnya.

    He was a dedicated IT professional, known for his meticulousness, though he sometimes felt unmatched by the expectations around him.

  • Agus sudah berhari-hari khawatir atas server yang akan digunakan untuk festival virtual Hari Raya.

    Agus had been worried for days about the server that would be used for the virtual Hari Raya festival.

  • Jutaan orang akan bergabung secara online, dan server itu baru saja mogok.

    Millions of people would join online, and the server had just crashed.

  • Itu bukan sekadar gangguan biasa; ini adalah bencana besar!

    It wasn't just an ordinary disruption; it was a major disaster!

  • Dewi, bosnya, mendekatinya.

    Dewi, his boss, approached him.

  • "Agus, kita tidak punya banyak waktu. Festival mulai satu jam lagi!" tekan Dewi dengan khawatir.

    "Agus, we don't have much time. The festival starts in an hour!" Dewi pressed with concern.

  • Dewi adalah pemimpin yang tegas, tapi perhatian.

    Dewi was a firm but caring leader.

  • Dia mengerti tekanan yang dihadapi Agus tapi juga tahu pentingnya acara ini.

    She understood the pressure Agus was facing but also knew the importance of the event.

  • Di sisi lain, Rizwan sedang sibuk dengan laptopnya, memperdebatkan pendekatan teknis.

    On the other hand, Rizwan was busy with his laptop, debating the technical approach.

  • "Kita harus jalankan prosedur biasa, Agus. Ini aman dan teruji!" kata Rizwan dengan nada penuh keyakinan.

    "We need to run the usual procedure, Agus. It's safe and tested!" Rizwan said with a confident tone.

  • Tapi pikiran Agus sudah penuh dengan keraguan.

    But Agus's mind was filled with doubt.

  • Jika mereka tidak memperbaiki server tepat waktu, itu akan menciptakan kekacauan.

    If they didn't fix the server in time, it would create chaos.

  • Dia tahu pendekatan Rizwan lebih aman, tapi Agus merasa harus mengambil risiko.

    He knew that Rizwan's approach was safer, but Agus felt he needed to take a risk.

  • "Oke, Dewi, kita ambil jalur cepat dan coba perbaiki sekarang," kata Agus dengan suara tegas, meski dalam hatinya ada keraguan.

    "Okay, Dewi, let's take the fast route and try to fix it now," Agus said with a firm voice, though inside his heart was doubtful.

  • Dia mengerahkan seluruh keterampilan, tangannya bergerak cepat di atas keyboard, mencoba solusi paling berisiko tapi mungkin efektif.

    He summoned all his skills, his hands moving swiftly over the keyboard, attempting the most risky but potentially effective solution.

  • Waktu terus berjalan, menit demi menit berlalu.

    Time kept ticking, minute by minute.

  • Dalam ketegangan itu, tiba-tiba layar Agus menunjukkan sinyal hijau.

    In that tension, suddenly Agus's screen showed a green signal.

  • "Selesai!" teriaknya, tak percaya dan senang.

    "Done!" he shouted, incredulous and happy.

  • Server berhasil dipulihkan, tepat pada waktunya.

    The server was successfully restored, just in time.

  • Ketika festival dimulai, jutaaan orang bisa merayakan Hari Raya dari rumah dengan lancar.

    When the festival started, millions of people could celebrate Hari Raya from home smoothly.

  • Dewi tersenyum bangga.

    Dewi smiled proudly.

  • "Kerja bagus, Agus. Kamu luar biasa," katanya kagum.

    "Great job, Agus. You're amazing," she said in awe.

  • Rizwan, yang awalnya ragu, ikut mengacungkan jempol.

    Rizwan, who initially had doubts, also gave a thumbs up.

  • Agus merasa lega dan bangga.

    Agus felt relieved and proud.

  • Badai emosinya reda, dia menyadari bahwa dia sebenarnya lebih kuat dari yang dia kira.

    His emotional storm subsided, and he realized that he was actually stronger than he thought.

  • Dia belajar untuk percaya pada dirinya sendiri dan mengandalkan instingnya dalam tekanan.

    He learned to trust himself and rely on his instincts under pressure.

  • Hari itu, di tengah gemuruh Jakarta's High-Tech Hub, Agus mendapatkan kepercayaan dan pengakuan dari rekan-rekannya, dan lebih penting lagi, dari dirinya sendiri.

    That day, in the midst of the buzz at Jakarta's High-Tech Hub, Agus gained trust and recognition from his colleagues, and more importantly, from himself.