FluentFiction - Indonesian

Capturing History: Love and Art at Candi Borobudur's Night Market

FluentFiction - Indonesian

19m 49sOctober 12, 2025
Checking access...

Loading audio...

Capturing History: Love and Art at Candi Borobudur's Night Market

1x
0:000:00

Sign in for Premium Access

Sign in to access ad-free premium audio for this episode with a FluentFiction Plus subscription.

View Mode:
  • Pasar malam di Candi Borobudur begitu ramai.

    The night market at Candi Borobudur was bustling.

  • Lampu-lampu warna-warni menerangi malam di musim semi itu.

    Colorful lights illuminated the spring evening.

  • Suara musik tradisional menggema, membawa suasana meriah ke seluruh area.

    The sounds of traditional music echoed, bringing a festive atmosphere to the entire area.

  • Di tengah keramaian, Rika berjalan dengan langkah penuh semangat.

    Amidst the crowd, Rika walked with enthusiastic steps.

  • Sebagai seorang sejarawan yang bersemangat, dia ingin menyelami lebih dalam sejarah Indonesia, khususnya di Candi Borobudur.

    As a passionate historian, she wanted to delve deeper into the history of Indonesia, especially at Candi Borobudur.

  • Di tempat ini, dia merasa bisa merasakan keagungan masa lalu.

    In this place, she feels she can sense the grandeur of the past.

  • Santi, sahabat Rika, berada di sampingnya.

    Santi, Rika's friend, was beside her.

  • Dia memperhatikan Rika yang sibuk mencatat detail bangunan dan ukiran.

    She watched Rika busily jot down details of the building and carvings.

  • “Rika, kenalkan ini Wawan,” kata Santi sambil menunjuk seorang pria yang asyik memotret.

    “Rika, meet Wawan,” said Santi while pointing at a man engrossed in taking photographs.

  • Wawan, seorang fotografer, sedang mencari inspirasi untuk proyek berikutnya.

    Wawan, a photographer, was searching for inspiration for his next project.

  • Tertarik dengan seni ukiran Borobudur, dia terus mengabadikan setiap momen melalui kameranya.

    Fascinated by the art of Borobudur carvings, he continuously captured every moment with his camera.

  • “Senang bertemu denganmu, Rika,” sapa Wawan sambil tersenyum.

    “Nice to meet you, Rika,” greeted Wawan with a smile.

  • Rika tersenyum kembali, namun segera beralih ke catatan-catatan yang dibawanya.

    Rika smiled back but soon returned to the notes she carried.

  • Dia terlalu fokus pada risetnya hingga mengabaikan perasaan yang mulai tumbuh untuk Wawan.

    She was so focused on her research that she ignored the feelings beginning to grow for Wawan.

  • Di sisi lain, Wawan merasa tertarik pada Rika, namun dia juga ingin mencari subjek yang sempurna untuk fotografi.

    On the other hand, Wawan felt drawn to Rika, but he also wanted to find the perfect subject for his photography.

  • Santi memperhatikan kegelisahan mereka.

    Santi noticed their unease.

  • Dia mendorong Rika untuk melihat festival itu dengan cara yang berbeda.

    She encouraged Rika to see the festival from a different perspective.

  • “Mungkin kamu bisa melihat dari sudut pandang Wawan,” usul Santi.

    “Maybe you can view it from Wawan's viewpoint,” suggested Santi.

  • Setelah berpikir sejenak, Rika setuju.

    After thinking for a moment, Rika agreed.

  • Dia bergabung dengan Wawan dan mulai menjelajahi festival.

    She joined Wawan and began exploring the festival.

  • Sambil berjalan, Wawan bercerita tentang seni dan kecantikan yang dilihatnya melalui lensa kamera.

    As they walked, Wawan talked about the art and beauty he saw through his camera lens.

  • “Lihat ukiran ini, Rika.

    “Look at this carving, Rika.

  • Setiap lekuk punya cerita,” kata Wawan sambil memotret.

    Every curve has a story,” said Wawan as he photographed.

  • Ketika sore hari menjelang, awan mendadak menghitam.

    As the afternoon approached, the clouds suddenly darkened.

  • Hujan deras turun tiba-tiba.

    Heavy rain suddenly poured down.

  • Rika dan Wawan berlari mencari tempat berteduh.

    Rika and Wawan ran to find shelter.

  • Di bawah tenda kecil, mereka saling berbicara tentang banyak hal.

    Under a small canopy, they talked about many things.

  • Wawan berbagi tentang fotografi hidupnya.

    Wawan shared about his life in photography.

  • Rika terpesona dengan cara Wawan melihat dunia.

    Rika was fascinated by the way Wawan saw the world.

  • “Entah kenapa, aku merasa proyek kita bisa menjadi satu, Rika,” ungkap Wawan sambil menatap dalam Rika.

    “For some reason, I feel like our projects could become one, Rika,” revealed Wawan while looking deeply into Rika's eyes.

  • Rika, yang biasanya fokus pada pekerjaannya, mulai membuka diri.

    Rika, who was usually focused on her work, began to open up.

  • “Mungkin kita bisa menggabungkan sejarah dan seni, menciptakan sesuatu yang indah,” katanya.

    “Maybe we can combine history and art, creating something beautiful,” she said.

  • Hujan mulai reda, namun percakapan mereka justru semakin mendalam.

    The rain started to subside, but their conversation grew deeper.

  • Mereka berdua setuju untuk bekerja sama.

    They both agreed to collaborate.

  • Rika merasa senang karena bisa menemukan lebih dari sekedar sejarah keindonesian melalui lensa Wawan.

    Rika was happy because she could find more than just Indonesian history through Wawan's lens.

  • Dan Wawan menemukan inspirasi yang selama ini dia cari.

    And Wawan found the inspiration he had been seeking.

  • Ketika festival berakhir, Rika dan Wawan merasa hubungan mereka telah berubah.

    When the festival ended, Rika and Wawan felt that their relationship had changed.

  • Rika tidak hanya mendapatkan bahan penelitian baru tapi juga seorang teman yang spesial.

    Rika not only gained new research material but also a special friend.

  • Wawan, selain mendapatkan subjek fotografi, juga menemukan kedalaman baru dalam hidupnya.

    Wawan, besides finding photographic subjects, also discovered new depths in his life.

  • Kolaborasi mereka menjadi simbol bagaimana sejarah dan seni bisa bersatu dalam harmoni.

    Their collaboration became a symbol of how history and art could unite in harmony.

  • Dan itu semua dimulai dari festival di Candi Borobudur yang menghubungkan dua orang dengan tujuan yang serupa.

    And it all started from a festival at Candi Borobudur that connected two people with a similar purpose.

  • Rika dan Wawan kini tidak sabar menantikan petualangan berikutnya—bersama.

    Rika and Wawan are now eagerly anticipating their next adventure—together.